Tips Meraih Mimpi ; Berdamai Dengan Diri Sendiri

Tips Meraih Mimpi ; 
Berdamai Dengan Diri Sendiri
“Musuh terbesar itu adalah dirimu sendiri”
Bagaimana mungkin orang lain berperan penuh dalam setiap seluk beluk kehidupan kita. Sedang yang selalu bersama itu diri sendiri, yang tahu kelebihan dan kekurangan, minat dan bakat, mana yang disenangi mana pula yang dibenci. Dan pada dasarnya hidup itu memang tentang sebuah pilihan, bagaimana pilihan itu yang akan menjadi sebuah proses yang amat panjang, tentang mau dan tidak mau nya kita itu adalah contoh dari sebuah pilihan hidup.
Ketika kamu membiarkan seseorang untuk mengambil alih hidupmu, rugi sekali ini lihat apa yang akan terjadi dengan hidupmu kedepannya lantas seiring berjalannya waktu anehnya dirimu juga terbiasa melakukan sesuatu hal tapi bukan dari dirimu. 
Dalam mewujudkan sebuah impian utamanya haruslah ada dukungan dari diri sendiri. Sekarang kita coba sedikit merenung untuk memikirkan sudah berapa kali / berapa banyak tindakan yang kita lakukan itu datangnya tidak dari diri sendiri mari untuk membaca sekilas cerita berikut tentang sulitnya dalam berdamai dengan diri sendiri tetapi ini memang harus jadi landasan dalam hidup kita.
Riris namanya seorang wanita yang masih gadis tinggal di sela-sela Ibu kota Jakarta sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu Universitas yang ada disana, Riris yang di cap teman-teman kampusnya seorang yang pemalu karena sering diam ketika dimana saja baik ruang kelas, halaman kampus, kantin dan lain-lain merasa kurang percaya diri ketika berada di lingkungan yang meliputi anak anggota dewan kemudian anak seorang pengusaha sukses sedang ia hanya dari keluarga yang sederhana, Minder katanya. Sedih ketika ditekan lingkungan untuk menjadi orang lain dulu baru diterima di lingkungan tersebut namun apa daya nya seorang yang pemalu dan sederhana ini hanya bisa menuruti itu karena takut jika dikucilkan dan akhirnya tidak punya teman, oleh karena nya Riris berusaha untuk tidak menjadi dirinya ketika dilingkungan luar  juga dengan sangat hati-hati ketika berbicara sama teman Nya. Sore itu ketika pulang dari kampus dia pun menyadari bahwasanya apa yang selama ini ia lakukan dengan menjadi orang lain itu tidaklah bagus Jika benar teman-teman itu ketika tahu apa keadaan ku sebenarnya dan mereka meninggalkanku mungkin akan banyak teman lainnya yang berharap untuk berteman kepadaku tanpa melihat latar belakang diriku ,"Pikirnya. Tatkala ia sampai di rumah langsung masuk ke kamar dan duduk di depan cermin kembali memikirkan hal yang sama "Huuuu (Menangis sambil menatap diri sendiri di depan cermin) ku tidak bersyukur dengan apa yang telah Tuhan beri kepadaku se sempurna mungkin dan sebaik-baiknya, Bismillah sekarang aku akan menerima bagaimanapun konsekuensi dari perbuatan ku nantinya dengan menjadi diri sendiri stop untuk berpura-pura. Keesokan harinya ia pun bersemangat kembali ke Kampus dengan pakaian sederhana yang menunjukkan benar-benar dirinya tetapi masih ada sedikit rasa takut di dalam hatinya dengan konsekuensi yang ada, Sampai di kampus semua temannya memandang dengan anehnya dan mulai saling pandang satu sama lain ada juga yang berbisik apa ini bukan selevel sama kita, Riris menghampiri semua temannya dan bilang kalau "Inilah aku jika kalian masih mau menerima ku ku akan sangat bersyukur jika tidak mungkin inilah jalannya" Salah seorang teman berkata "Maaf yah Ris kami semua belum bisa menerima keadaan sebenar-benarnya kamu" Lantas tanpa basa basi Riris mengatakan "Baik Terimakasih untuk selama ini yang kalian berikan mungkin kalau begitu cukup disini pertemanan kita" 
Sedih dan tenang menyelimuti hati Riris.
Akhirnya dengan berdamai pada diri sendiri Ketenangan akan hadir, Dengan ketenangan itulah kita bisa percaya diri dan lebih yakin atas mimpi-mimpi yang kita rencanakan.
Perlakuan banyak orang pastinya beda-beda jadi untuk mengatasi nya itu dengan berdamai pada diri sendiri dan yakinkan bahwa dirimu masih tetap bisa tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain.
Kadang bukan tentang orang lain yang membatasi kemampuan kita melainkan diri kita sendirilah yang membatas-batasi nya. 
Sekarang semoga kita sudah mampu untuk berdamai dan melakukan sesuatu tanpa harus ambil pusing atas anggapan orang lain.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Wawancara Beasiswa Unggulan (BU) Tahun2023