Liputan Acara

Kamis, 14/10/2021

Lokasi di LPMP Indralaya, Ogan Ilir

Berlangsung kegiatan Pelatihan Pengembangan Instrumen Asesmen Berfikir Tingkat Tinggi oleh tiga Narasumber dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya.

Acara dihadiri oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diwakili oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan/Kabid GTK Bapak Hasnan Riadi S.Pd juga yang berbahagia Ibu Yenita S.Pd selaku Ketua MGMP IPA Kabupaten Ogan Ilir serta 22 Guru dari berbagai SMP Negeri yang ada di Indralaya tentunya dengan antusias menyimak pemaparan satu per satu Pemateri terkait bagaimana Instrumen yang digunakan agar tercapainya tujuan pembelajaran Peserta didik mampu berpikir tingkat tinggi atau familiar di lingkungan kita istilah HOTS ( High Order Thinking Skill).

Acara berlangsung lebih kurang tiga jam di tiap sesi nya memilikki keunikan tersendiri, mari sedikit kita pahami apa yang telah disampaikan oleh Pemateri yang sangat kompeten dibidangnya untuk itu pula agar tertata dengan rapi disajikan khusus tiap materi yang disampaikan berikut

Pemateri satu oleh Bapak Syuhendri, S.Pd., M.Pd., Ph.D beliau mengulas kembali terkait salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berlaku yaitu tentang Standar Penilaian Pendidikan

Ada kata-kata menarik yang dikutip bahwa "Orang belajar sebagaimana dia akan dinilai" artinya penting sekali bagi semua tenaga kependidikan tanpa terkecuali untuk bisa membuat instrumen penilaian yang tepat untuk peserta didik dalam hal ini subjek pembelajaran. 

Beliau melanjutkan tentang perubahan-perubahan pasti memilikki konsekuensi pada akhirnya seperti dari BSNP sekarang Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan dibawah kemendikbudristek pada pelaksanaan, bagaimana dengan sekolah dibawah kemenag, depkes dan lain-lainnya, tapi itulah kondisinya.

Nah adapun isi dari salah satu perubahan yang ada yaitu pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan meliputi: 

A. Pengertian

B. Prinsip Penilaian

C. Teknik dan Instrumen Penilaian

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

E. Penilaian oleh Pendidik

F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

G. Penilaian oleh Pemerintah

Beliau mengatakan bahwa bagian Prinsip Penilaian serta Teknik & Instrumen Penilaian tidak akan usang.

Kemudian kita perlu memahami apa yang menjadi prinsip dari sebuah Penilaian

1. Sahih, artinya valid, mengukur apa yang ingin diukur jadi tergantung dari alat ukur apa yang digunakan tentu berdasar data-data cerminan ukuran kemampuan.

2. Objektif, artinya penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektifitas penilai sehingga dalam meminimalisir hal tersebut perlu Pengembangan pedoman penilaian yang biasa kita sebut rubrik, contoh saja "misal didalam pengerjaan soal Fisika ketika peserta didik sudah mampu menjabarkan apa yang diketahui dan ditanya itu sudah mendapat nilai 2 dari 10 kalau sampai hasil akhir yang diharapkan/benar dan lengkap jawabannya", tambahnya.

3. Adil, artinya tidak menguntungkan dan merugikan peserta didik didalam melakukan penilaian entah itu latar belakang, suku, ras, agama dan sebagainya.

4. Terpadu, artinya menilai untuk pembelajaran. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk peserta didik tapi juga Bahan feedback bagi si penilai, misal ketika peserta didik kemampuannya tidak sesuai yang diharapkan nah menjadi sebuah pertanyaan bagaimana pendidiknya, metode yang digunakan jangan-jangan hanya ceramah saja di kelas tidak muntut untuk lebih leluasa entah berdiskusi atau presentasi ambil alih.

5. Terbuka, artinya semua baik itu proses, acuan dll itu dapat diketahui oleh siapapun yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan Berkesinambungan, artinya didalam penilaian itu seluruh aspek yang dinilai mulai dari Kognitif (Pengetahuan), Afektif (Sikap), dan Psikomotorik (Keterampilan) dengan menggunakan assessment as learning, assessment for learning, assessment of learning, dari ketiga itu manakah yang paling cocok diterapkan pada K13 saat ini? Tentu assessment as learning jadi peserta didik tidak hanya belajar untuk dinilai tetapi juga belajar untuk menilai, sebagai penilai.

7. Sistematis, artinya penilaian dilakukan terencana dan bertahap mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan Kriteria, artinya tetap pada KKM yang ditetapkan, juga KKM berbeda-beda bergantung dari tingkat kesulitan kompetensi, kompleksivitas dan daya dukung tiap kegiatan belajar.

8. Akuntabel, artinya semua apapun itu terkait isi dari penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan baik itu teknik, prosedur maupun hasilnya.

Hanya singkat penjelasan yang diberikan karena menghemat waktu, "Semoga bisa bermanfaat" tambah beliau.


Pemateri dua oleh Bapak Dr. Muhammad Yusup, S.Pd., M.Pd tentang Taksonomi Bloom Berpikir Tingkat Tinggi 

Diawali dengan kisah sebegitu runyam agar kita mampu menemukan bagaimana seharusnya keputusan yang diambil, itulah maksud berpikir tingkat tinggi, adapun critical thinking dan creative thinking merupakan bagian dari HOTS 

"Creative thinking pada dasarnya melihat sesuatu yang sama namun mikirnya beda" beliau menambahkan.

Semua asesmen prinsip nya sama, ketika proses pembelajaran "tingkat tinggi" pun begitu untuk penilaian nya 

Kemampuan dihasilkan oleh pengetahuan + keterampilan, dalam menilai keterampilan cukup dengan keterampilan saja, kalau menilai pengetahuan cukup dengan pengetahuan tapi akan berbeda konteksnya ketika kita mau melihat apakah sudah termasuk kategori mampu jika pengetahuan dan keterampilan nya oke.

Adapun ciri pembelajaran tingkat tinggi sebagai berikut

1. Menggunakan sesuatu untuk dipikirkan peserta didik, artinya pendidik dapat menyajikan suatu masalah-masalah yang nantinya mendorong peserta untuk memecahkannya

2. Materi bersifat baru, artinya pendidik harus benar-benar memikirkan apa yang di belajarkan sehingga tidak terjadi pengulangan cara karena akan berbeda hasil yang didapatkan, ketika misalnya materi yang diajarkan telah peserta didik alami sebelumnya maka hanya sampai pada C1 mengingat, sedang tujuan yang mau dicapai lebih dari itu yaitu C2 memahami.

3. Bedakan antara tingkat kesulitan dengan tingkat berpikir serta kontrol untuk masing-masing secara terpisah

Di akhir, "beliau mengatakan ada banyak taksonomi pembelajaran yang bisa kita pilih sesuai dengan apa yang mau kita capai" karena tidak meluluh harus menggunakan taksonomi Bloom.


Pemateri tiga oleh Bapak Drs. Abidin Pasaribu, M.M tentang Merancang Instrumen Asesmen Berpikir Tingkat Tinggi

Ternyata hal sederhana belum mampu dijawab dengan pertanyaan yang diajukan, mungkin itu pernyataan singkat untuk menggambarkan prolog yang diberikan

Apakah kita berpikir?

Buktikan

Apa itu berpikir

Sejenak kelas menjadi hening ditambah jawaban-jawaban dari peserta yang disebut Bapak nya tidak nyambung dengan bahasan kita

Beliau mengatakan bahwa Berpikir adalah kegiatan menemukan pengetahuan dengan benar.

Tadi kita sepakat bahwa tingkat tinggi itu dimulai dari C4 sampai C6, nah beliau menyampaikan bagaimana soal yang diberikan berdasar tujuan pembelajaran dan sesuai dengan tahapan demi tahapan berpikir

Analisis (C4)

Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menunjukkan asumsi yang digunakan untuk mengekstrapolasi gerak jatuh bebas dari gerak bola pada bidang miring

Contoh butir soal:

Galileo meneliti masalah percepatan benda jatuh dengan menggelindingkan bola di atas bidang miring halus dengan sudut makin besar, karena ia tidak memiliki alat untuk menentukan selang waktu yang sangat pendek. Dari data yang diperoleh, ia mengekrapolasi untuk masalah jatuh bebas. Manakah dari pernyataan berikut merupakan asumsi implisit dalam ekstrapolasi?

a. Gesekan udara diabaikan dalam jatuh bebas

b. Benda jatuh dengan percepatan konstan

c. Percepatan yang diamati dengan bidang miring sama dengan yang terdapat pada jatuh bebas

d. Bidang tidak memiliki gaya gesek

e. Bidang vertikal dan sesuatu yang hampir vertikal memiliki efek yang hampir sama pada bola

Apakah sudah sesuai, riuh ada yang mengatakan sudah sesuai ada juga yang tidak karena katanya untuk tujuan pembelajaran harus memenuhi ABCD, "minimal ABC pada tujuan itu sudah bagus" sanggah beliau.

Evaluasi (C5)

Tujuan Pembelajaran: Berdasarkan fakta ini, peserta didik dapat memprediksi kompor listrik yang mana paling efektif digunakan untuk memasak.

6. Mencipta (C6)

Tujuan Pembelajaran: Diberikan sejumlah fakta, peserta didik dapat mengkombinasikan prinsip energi listrik, prinsip suhu, dan prinsip konduksi panas.

Contoh butir soal:

Di atas kompor listrik X yang dihubungkan dengan tegangan 110 volt diletakkan suatu wadah logam yang berisi zat cair Y sehingga suhu zat cair itu naik 50 ̊ C dalam 10 menit. Apabila kompor listrik X itu dihubungkan dengan tegangan 220 volt dan di atasnya diletakkan suatu wadah logam lain yang berisi zat cair Z maka suhu zat cair itu naik 0,5 ̊ C dalam waktu 5 menit. Berdasarkan fakta ini, dapat disimpulkan bahwa 

a. Wadah zat cair Z menyerap kalor lebih banyak dari wadah zat cair Y

b. Kalor jenis zat cair Y lebih kecil dari kalor jenis zat cair Z

c. Tekanan udara pada saat memasak zat cair Y lebih tinggi dari tekanan udara saat memasak zat cair Z

d. Kompor X tidak berfungsi pada saat dihubungkan dengan tekanan 220 volt

e. Kompor X banyak kehilangan energi pada saat dihubungkan dengan tekanan 220 volt

Beliau menyampaikan "asalkan ada hubungan konsep dengan konsep disitu ada kemampuan berpikir tingkat tinggi" juga tujuan pembelajaran yang digunakan merujuk penerapan didalam kehidupan sehari-hari agar dapat membantu peserta didik.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Wawancara Beasiswa Unggulan (BU) Tahun2023